Click here for Myspace Layouts




Kamis, 24 Februari 2011

Afy & Friends 2 “DESA MENYERAMKAN” #mychildstory


          “Hore…!!! Akhirnya liburan datang!!!”, seru Afy. “Afy, kau kan akan liburan, bagaimana kalau kita pergi ke paman Sam di desa!”, ajak kak Aly. “Wah!!! Setuju sekali… tapi kapan? Dan masa’ hanya kita berdua?, tanya Afy. “Ya nggaklah Fy… kita ajak Ixan, Jerry dan Lady. Kalau untuk waktunya bagaimana kalau Sabtu ini!”, jawab kakak. “Oke!!! Kalau begitu, aku akan menelpon mereka.”, seru Afy sambil bergegas menuju pesawat telepon.
          Akhirnya hari Sabtu pun datang, Afyeza, Kakak Alyrheza, Ixanastar, Ladymay, dan Jerrytom pergi ke paman Sam di Desa. Mereka pergi pada sore hari menggunakan mobil. Sementara itu, di mobil. Kak Aly sedang menyatir sambil mendengarkan MP4, Afy sedang melihat pemandangan, Ixan sedang tidur sambil makan snack, Lady sedang menulis kegiatan liburan, karena ada tugas sekolah, sedankan Jerry bermain laptop.
          Tak terasa satu setengah jam berlalu, mereka telah sampai di desa Paman Sam sekitar pukul 7 petang. Di sana terlihat paman Sam Sun, bibi Allisya Sun, Lycka Rynsun, dan Qylla Qynsun. Tiba-tiba, “shreek…ek…ek” Mobil masuk lumpur, sehingga ban mobil bocor.
          “Wah… bagaimana ini!!!”, keluh Ixan. “Ayo… kalian keluar semua!!!”, gertak Paman seperti ada kebakaran. Mereka pun keluar terengah-engah. “Ayo… kalian masuk!!!”, ajak Bibi Lis. “Lycka siapkan air untuk mereka mandi!! Qyla, buatkan minuman hangat untuk mereka.”
          “Maaf… gara-gara lumpur itu, mobil yang kalian tumpangi tak bisa berjalan.”, maaf paman Sam kepada Afy dan yang lain. “Sudah tidak apa, itu karena aku tak berhati-hati kok!”, balik Aly yang sedang membersihkan kaki yang terkena lumpur. “Ayo… kalian mandi!!!”, kata Alycka, anak bibi Lis yang mengenakan baju dapur dan bando berwarna biru menghiasi rambut pirang panjangnya.
          Setelah mereka mandi dan berganti baju, kemudian mereka masuk ke kamar untuk beristirahat. Tiba-tiba pintu terbuka dan datanglah seorang gadis mirip dengan Lycka, dialah Aqylla saudara kembar Lycka mengantar minuman. “Ini untuk kalian, a cup of coffemilk. Sebenarnya sih, aku tak mau membuatkan untuk kalian, itu karena aku disuruh ibu. Aku akan keluar, jika ada sesuatu tolong jangan panggil aku.”, Aqylla pun keluar sambil mengayunkan rambut pirangnya ke muka Lady, sehingga Lady naik darah. Pintu kamar sekarang tertutup.
          “Waw… ternyata Qylla secantik Lycka.”, gumam Jerry dan Kakak. “What…… orang sombong dan sok bergaya itu di bilang cantik. Cough, Impossible.”, Lady menyambung. “Sudahlah, aku mau tidur dan tak akan pikir si kembar itu.”, Afy menuju tempat tidur, kemudian Ixan pun menyusul.
          Satu kamar diisi oleh 5 anak dan terdapat 3 tempat tidur. Afy dengan Ixan, Jerry dengan Aly, dan Lady sendiri di dekat jendela. Tiba-tiba malam terasa dingin, Lady merapatkan selimutnya. Begitu juga yang lainnya. Kemudian… “Pyang…”. Mereka semua terbangun dan “Wah… lampu mati, sepertinya jendela terbuka dan… ada orang masuk”, seru Ixan kaget terbangun. “aaa…aaa…”, suara Lady menjerit. Lampu pun menyala kembali. Bibi, paman, Lycka, dan Qylla pun memasuki kamar mereka yang terasa berisik. “Wa…a…a”, jerit mereka semua, kaca jendela pecah dan Lady menghilang dari tempat tidurnya. ”Lady, kemana!!! Dimana adikku!!!”, Jerry bertanya-tanya merasa khawatir, sambil melihat ke luar jendela.
“Sebenarnya, ada apa si? Kenapa Lady bisa menghilang?”, tanya bibi Lis yang masih agak bingung. “Aku juga kurang tahu, masalahnya tadi terdengar suara kaca pecah, dan lampu tiba-tiba mati. Terlihat seseorang masuk kedalam. Kemudian orang itu pergi, lampu kembali hidup, setelah itu kalian masuk.”, jelas Afy dengan suara ketakutan. “Jangan-jangan…”, Ixan menyambung. “Jangan-jangan Lady May Moon Sun diculik oleh hantu… hiiiiiii….iiii….”, sambung Qylla Qyn yang  sedang bersembunyi dibalik baju ayahnya. “Qylla!!! Jangan berkata semaunya sendiri”, tegur saudaranya yang sedang mengusap matanya. “Ayah! Apakah disini pernah ada hantu atau penculikan orang tak dikenal?, Licka pun bertanya-tanya.
“Sebenarnya sih, ayah kurang tahu. Soalnya  walupun ayah sudah lebih dari satu tahun di desa, ayah belum juga tahu ada penculikan apa lagi ada hantu, Impossible.”, jelas Paman. “Bagaimana kalau sebaiknya besok kita tanyakan pada kakakmu, Tuan Shine Sheen yang ada di penjuru desa sana.”, usul Bibi Lis agak tersenyum, seolah-olah tahu semuanya.
“Tapi, bagaimana dengan adikku, apakah dia akan selamat!”, Jerry bertanya dengan hati yang cemas. “Tenang saja, pasti adikmu akan baik-baik saja.”, hibur Alicka, sambil memegang bahu Jerry. “Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kalian semua tidur di ruang tengah agar terasa aman.” Sementara itu, jendela kaca yang pecah itu akan kututup dengan gorden.”, atur bibi Lis. Akhirnya. Afy, Ixan, Jerry, Kak Aly, Licka, Qylla, Paman Sam, dan Bibi Lis tidur di ruang tengah. Bagaimana dengan Lady? Misteri apa yang sedang terjadi?
Pagi pun telah datang, walaupun langit terlihat mendung dan berkabut. “Qylla, cepat!!! Sarapan telah menunggu!!!”, seru Bibi Alisya. “Iya… mom… tunggu sebentar!!!”, jawab Aqylla dengan suara yang keras. Sarapan pagi pun dimulai, masakan yang dibuat Bibi Lis sangat enak, sehingga Afy dan yang lain selalu tambah jika makanannya telah habis.
“Paman, setelah sarapan kita jadi ke Tuan Shine Sheen ya kan?”, Jerry bertanya. “Iya… pasti Jerry.”, jawab Paman tegas. “Paman, bolehkah aku dan Ixan ikut?” Afy menyambung dengan cepat. “Tentu saja, Kak Herman! Licka! Qylla! Kalian juga ikut membantu ayah.”, Bibi Lis tiba-tiba menjawab pertanyaan Afy yang seharusnya dijawab Paman. “Apa!!! wanita cantik seperti aku harus ikut ke dalam penjuru desa??”, Kila menggerutu. “Afy… kenapa aku juga harus ikut!!”, bisik Ixan kepada Afy. “Tak apalah, karena aku ingin berpetualang!”, balas Afy.
Kemudian,  Afy, Ixan, Jerry, Paman Sam, Licka, dan Kila pergi ke penjuru Desa untuk bertemu dengan Tuan Shine Sheen. Dan tidak lupa Bibi Lis telah membawakan bekal untuk mereka semua karena rumahnya jauh tidak bisa dilalui dengan mobil.
“Ayah!! Dimanakah rumah Paman Shine??? Aku lupa?”, Kila bertanya. “Aku juga lupa, kalau tidak salah, masih jauh, kita baru setengah perjalanan. Jadi masih lama.”, Paman Sam menjawabnya dengan sabar. “Oh… no… aku sudah tidak kuat untuk berjalan, apa lagi jalanan ini sungguhlah kotor.”, Kila kesal. “Sabar sedikit Kila!!! Bagaimana kalau kita istirahat dan makan bekal dari Ibu tadi…”, Licka mengusulkan. “Oh… betul juga, kita istirahat di pohon besar itu saja!!”, Kak Aly sambung mengusulkan.
Mereka pun istirahat dan makan bekal dari Bibi Lis. Setelah itu mereka cepat-cepat pergi karena cuaca yang berkabut dan mendung.
Akhirnya mereka tiba di penjuru desa tempat pemukiman Tuan Shine Sheen. Akan tetepi Paman Sam belum tahu rumah Tuan Shine. Kemudian , Paman Sam memutuskan untuk bertanya ke sebuah rumah yang sederhana, berwarna coklat tua seperti tak terawat dan menyeramkan.
Tiba-tiba, “Paman, aku ingin pipis dulu. Udah kebelet dari tadi.”, Ixan yang memegang celana dan mengeluh kepada Paman Sam. “Ya sudah kamu buang di dekat sungai sana.”, Paman Sam menyuruh Ixan.
Saat Ixan sedang buang air kecil di sungai, Paman Sam dan teman-teman yang lain ingin menanyakan kepada pemilik rumah menyeramkan, apakah tahu dimana Tuan Shine Sheen.
Tiba-tiba saat mengetuk rumah tersebut, “aaa…aaa…”, teriakan Ixan di sungai. Paman Sam dan yang lain langsung bergegas menuju ke sungai mendengar teriakan Ixan.
“Dimana Ixan? yang ada hanya sepatu dan pakaiannya!!!”, bingung Paman Sam. “Jangan-jangan, Ixan berenang dan terbawa arus sungai!!!, Kila berkata dengan semaunya sambil memegang pipinya. “Ssst… jangan berkata begitu Aqylla Sun, itu tak baik!”, Licka menasihati saudaranya yang berkata semaunya “Tetapi… mungkin juga sama seperti kejadian pada Lady. Dia… diculik oleh penculik yang sama seperti penculik Lady Sun.”, Afy menyambung kata yang seolah-olah pikiran terpaut pada penculik Lady. “Berarti penculik tersebut telah mengikuti kita dari tadi, dan berada di sekitar hutan ini…”, Paman Sam  berkata sambil memandang ke seberang sungai.
“Aaaa…aaa…aaa…”, jerit anak-anak. Mereka pun kembali ke rumah tua dan bertanya. Tiba-tiba saat kembali ke rumah tersebut, pintu telah terbuka. Mereka semua pun masuk. “Ma…maaf, permisi… apakah disini ada orang?…, Jerry bertanya-tanya. Keadaan rumah begitu gelap tetapi tercium aroma harum, seakan rumah tersebut selalu terawat setiap hari.
Paman Sam dan yang lain pun mencari tombol lampu. “Paman!! Bagaimana kalau kita berpencar mencari tombol lampu, gelap sekali disini, aku jadi takut.”, Afy pun mengusulkan ide tersebut. “Baiklah, kalau begitu kalian hati-hati!!”, Paman Sam pun menganjurkan sambil menyalakan senter yang dibawanya dari rumah. “Baikk…”, seru anak-anak semua.
Tiba-tiba, aaa…a…a…aaa…aa…a…. “Anak-anak!! Kalian kenapa?? Apa yang tejadi!!”, seru Paman Sam mendengar teriakan anak-anak yang mengilang di lantai 2.
Paman Sam pun berjalan cepat ke lantai 2 mencari anak-anak. Saat Paman berhenti dan mematikan senter karena kelelahan, tiba-tiba terdengar suara anak-anak dari sebuah ruangan di lantai 1. “Suara anak-anak!! Di lantai 1!!”, seru Paman dalam hati sambil kembali menyalakan senter.
“Anak-anak!! Kalian dimana ?? Paman khawatir dengan kalian!!”, seru Paman Sam bertanya-tanya sambil menuju ke sebuah ruangan, tempat dimana terdengar suara anak-anak.
Saat membuka pintu, tiba-tiba…”Krek… krek…”
“Happy birthday to you… Happy birthday to you… (lanjutkan sendiri).”, Seru anak-anak lengkap dengan Lady dan Ixan, serta Bibi Lis dan kakak Paman  yaitu Tuan Shine Sheen.
Oh My God… Paman tidak menyangka kalian akan membuat ini semua untuk Paman. Paman sangat kagum dan tidak menyangka, karena membuat Paman senang.”, seru Paman sampai menangis haru sambil memeluk anak-anak serta Bibi.
“Sam!! Apa kau merindukanku??”, Tuan Shine bertanya kepada Paman Sam sambil memegang bahunya. “Pasti kak??, Paman pun menjawabnya perlahan-lahan dan memeluk Shine.
“Tapi, kenapa sampai berakting seperti itu, sampai anak-anak diculik!! Aku kan jadi khawatir.”, heran Paman Sam. “Ini aku yang bertanggung jawab, karena akulah yang membuat surprise untukmu Sam!!”, jawab Paman Shine dengan tegas. “Waw!! Sekali lagi aku ucapkan terima kasih kak!”, kata Paman kepada kakaknya. 
“Okelah kalau begitu, kita potong kuenya.”, seru Bibi. “Potongan pertama kuberikan pada istriku, Allisia. Kedua pada kakak baikku, Sheen…”, ucap Paman Sam dengan senangnya.
Keadaan ruang di rumah tua itu sangat indah berhiaskan balon, lampu, dan pita yang berwarna-warni. Mereka pun bersenang-senang di rumah itu dan seakan tak memikirkan apa yang telah terjadi, apakah ada misteri lain yang belum terpecahkan.


^_^SELESAI^_^

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Cerita dan tokoh-tokoh ini hanya fiksi belaka. Penulis membutuhkan komentar, saran, dan kritik dari pembaca. Agar cerita-cerita yang dibuat selanjutnya dapat lebih baik dari cerita sebelumnya. Maaf jika ada kesalahan dalam cerita ini. Semoga dapat menghibur dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima kasih.

Salam Penulis
Afiq Muhammad
(mavis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar